Selasa, 04 Desember 2012

tugas: tugas: lanjutan tugas

tugas: tugas: lanjutan tugas:

Manajemen rantai suplai
Manajemen Rantai Suplai (Supply chain management) adalah sebuah ‘proses payung’ di mana produk diciptakan dan disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah supply chain (rantai suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan yang mempertahankan organisasi dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan kepada konsumen. (Kalakota, 2000, h197)
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001, h5). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut.
Pengertian
Manajemen Rantai Suplai adalah koordinasi dari bahan, informasi dan arus keuangan antara perusahaan yang berpartisipasi. Manajemen rantai suplai bisa juga berarti seluruh jenis kegiatan komoditas dasar hingga penjualan produk akhir ke konsumen untuk mendaur ulang produk yang sudah dipakai.
§  Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai konsumen melalui rantai, sama baiknya dengan arus balik dari retur produk, layanan, daur ulang dan pembuangan.
§  Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan laporan status pesanan, arus ini berjalan dua arah antara konsumen akhir dan penyedia material mentah.
§  Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit, jadwal pembayaran dalam penetapan kepemilikandan pengiriman. (Kalakota, 2000, h198)
Menurut Turban, Rainer, Porter (2004, h321), terdapat 3 macam komponen rantai suplai, yaitu:
§  Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
§  Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
§  Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.
Permasalahan Manajemen Suplai Rantai
Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:
§  Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
§  Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang, strategi menarik atau mendorong, logistikorang ke tiga.
§  Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
§  Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
§  Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati entitas didalam rantai suplai.
Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi pergerakan material, informasi dan dana diantara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua arah.
Aktivitas/Fungsi
Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke pembuatan konsep rantai suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah meningkatkan ke[percayaan dan kolaborasi diantara rekanan rantai suplai, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan percepatan inventori.
Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai.[1]
beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model lain ialah SCM yang diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke tingkat strategi, taktis, dan operasional.
Strategis
§  Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan fasilitas
§  Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan langsung dan logistik orang ketiga
§  Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
§  Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli
§  Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai
Taktis
§  Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya
§  Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori
§  Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses perencanaan.
§  Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
§  Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
§  Gaji berdasarkan pencapaian
Operasional
§  Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
§  Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit)
§  Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
§  Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam kolaborasi dengan semua pemasok
§  Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima
§  Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods)
§  Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
§  Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai, termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain
[sunting]Strukturisasi dan Tiering
Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah rantai suplai mewakili sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas dasar dan produk akhir. Produk akhir membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.
[sunting]Arus Material dan Informasi
Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak didalam rantai suplai haruslah berjalan secepat mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang teratur. Istilah yang sering digunakan ialahsynchronous. (Knill, 1992)
tujuannya selalu berlanjut, arus synchronous. Berlanjut artinya tidak ada interupsi, tidak ada bola yang jatuh, tidak ada akumulasi yang tidak diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya berjalan seperti balet. Bagian-bagian dan komponen-komponen dikirim tepat waktu, dalam sekuensi yang seharusnya, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan.
Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai suplai yang ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon tidak keruan pada permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada hubungan suplai.
Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialha mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.[3]

Senin, 03 Desember 2012

tugas: lanjutan tugas

tugas:
Dalam suatu perusahaan,tentu saja memiliki fungsi masing-masing bagian. Contohnya dalam suatu perusahaan memliki bagian keuangan, bagian pembelian, bagian penjualan, dsb.
Dengan adanya bagian-bagian tersebut maka mereka memiliki tanggung jawabnya masing-masing dalam memberikan hasil terbaik untuk perusahaannya. Dalam memberikan hasil yang terbaik tentu saja semua bagian tersebut haruslah brgabung menjadi satu untuk menghasilkan suatu hasil yang baik…Contoh dalam bagian keuangan tentu saja bagian tersebut haruslah bekerja sama dengan bagian penjualan dan pembelian, sehingga keuangan akan dapat menyimpulkan apakah perusahaan dalam keadaan rugi atau untung..
Untuk membuat hasil yang baik tersebut haruslah memiliki suatu hubungan yang baik..Akan tetapi terkadang ada suatu pekerjaan “nakal” dimana disalahgunakannya suatu hubungan tersebut, misalnya kembali lagi pada contoh bagian keuangan, bagian keuangan berfungsi untuk memberitahukan dan melaporkan hasil keuangan yang sedang terjadi dalam suatu perusahaan, apakah rugi atau untung, dan bagian itu sangatlah penting dan menjadi inti dari perusahaan..Jika data keuangan tersebut sampai “bocor” pada bagian lain dan ternyata disalahgunakan oleh pihak yang tidak berkepentingan, apakah yang akan terjadi?? Tentu saja perusahaan bisa saja akan mengalami kemunduran dan kemunduran…
Oleh karena itu dibuatlah suatu aplikasi dimana aplikasi tersebut memudahkan dan menghubungkan setiap bagian dengan cepat tapi terjamin kerahaasiaannya, jadi aplikasi tersebut hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang ditunjuk untuk dapat mengaksesnya..Aplikasi tersebut bernama Enterprise Application Integration yaitu
  • yang berarti penggunaan perangkat lunak dan prisnip-prinsip komputer untuk mengintegrasikan sekumpulan aplikasi komputer atau
  • proses menghubungkan aplikasi(dalam suatu organisasi) dengan tujuan untuk menyederhanakan dan mengautomatisasi proses bisnis.
Berikut adalah artikel mengenai integrasi aplikasi enterprise :
Dunia bisnis senantiasa berubah secara dinamis. Kompetitor bertambah banyak, konsumen semakin kritis dan selalu menuntut lebih terhadap pelayanan, regulasi pemerintah yang sering berubah, lesunya pasar global, daya beli masyarakat menurun, biaya operasional yang terus membengkak dan tuntutan karyawan atas kesejahteraan mungkin adalah sebagian tantangan yang dihadapi para pelaku bisnis saat ini. Untuk menjawab beberapa tantangan tersebut, IT memiliki peran yang tidak bisa dianggap remeh. Perusahaan biasanya akan mengotomasi sebagian proses bisnisnya, meng-online-kan beberapa prosedur kerja, dan mengkomputerisasi beberapa tugas rutin sehari-hari karyawannya.
Karena biasanya perusahaan dalam membuat aplikasi-aplikasi tersebut bersifat tambal sulam dan kurang integral, maka dampaknya adalah semakin lama perusahaan akan semakin banyak memiliki aplikasi-aplikasi yang berbeda-beda, baik dari segi teknologi yang dipakai, standardisasi yang digunakan, cara pemakaian, maupun vendor pembuatnya. Hal ini seiring bertambahnya waktu justru akan menjadi bumerang tersendiri bagi perusahaan, terutama ketika kebutuhan integrasi informasi semakin mendesak, seperti yang terjadi saat ini.
Masalah integrasi antar aplikasi (baca: data dan informasi) saat ini memang telah menjadi isu yang cukup serius, khususnya bagi perusahaan-perusahaanenterprise. Biasanya pendekatan yang dipakai untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan integrasi secara “point-to-point” antara dua aplikasi yang akan disambungkan, yaitu disediakan semacam “interface” agar dua buah aplikasi tersebut dapat berkomunikasi secara langsung satu sama lain. Metode ini tentunya bukanlah solusi yang ideal, karena biasanya solusi ini tidak menggunakan standardisasi khusus, pengerjaannya cukup kompleks, dan membutuhkan biaya modifikasi yang tidak sedikit. berskala
Service-oriented architecture atau yang biasa disebut SOA merupakan solusi alternatif yang patut dipertimbangkan secara serius oleh para CIO untuk mengatasi problema-problema di atas. SOA menawarkan sebuah infrastruktur yang lebih baik dengan kemampuan integrasi yang sudah terkelola, yang tentunya akan berdampak pada meningkatnya reliability, kemudahan pertukaran informasi antar aplikasi, mengurangi pengaruh jika terjadi perubahan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dapat menekan biaya-biaya untuk keperluan integrasi dan modifikasi aplikasi.
SOA merupakan suatu arsitektur dimana komponen-komponen dari aplikasisoftware yang telah dibuat dapat juga kita sediakan sebagai services di jaringan, sehingga dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk keperluan lain oleh aplikasi yang berbeda-beda. Pada SOA, pembangunan suatu aplikasi baru dapat diibaratkan sebagai proses mix-and-match, yaitu pertama kita akan menentukan aplikasi yang dibutuhkan, kemudian mencari komponen-komponen apa saja yang dapat dimanfaatkan yang telah tersedia di jaringan, dan selanjutnya kita menggabungkannya untuk menjadi suatu aplikasi yang sama sekali baru. Itulah mungkin gambaran singkat dari SOA, dan kenyataan sebenarnya tentunya tidaklah semudah dan sesederhana itu. Dan penjelasan SOA secara detil tidak akan dibahas pada kesempatan ini, mungkin pada artikel-artikel berikutnya.
SOA yang saat ini tengah menjadi solusi yang cukup populer, sebenarnya bukanlah teknologi dan ide baru. Konsep-konsep yang sejenis sebenarnya telah muncul dari pertengahan 1980-an. Distributed Computing Environment (DCE) dan Common Object Request Broker Architecturemiddleware atau Application Programming Interfaces yang standar. Dan selanjutnya datanglah Web services yang kemudian secara perlahan dapat merubah keadaan tersebut. Arsitektur dasar Web services sebenarnya sangatlah mirip dengan konsep SOA, dan pendapat ini juga didukung oleh para analyst dan kalangan pembuat aplikasi perangkat lunak yang percaya bahwa masa depan Web services sendiri justru adalah SOA. (CORBA) adalah salah satu usaha yang pernah muncul, tapi kurang begitu populer karena berbagai sebab, diantaranya adalah tidak tersedianya
SOA saat ini memang menjadi konsep yang begitu populer di kalangan para eksekutif perusahaan. Hal ini bisa dilihat dari berbagai hasil riset yang telah diadakan oleh oleh sejumlah lembaga riset di dunia. IDC, sebuah perusahaan riset terkenal, baru-baru ini telah mengeluarkan hasil risetnya terhadap pandangan para eksekutif di Asia tentang perlunya penerapan SOA di perusahaannya. Hasilnya cukup mencengangkan, sekitar 84% responden menyatakan bahwa penerapan SOA sudah ada pada tahap ‘penting’ dan ’sangat penting’. Hasil ini menguatkan survey serupa terhadap para eksekutif di Amerika Serikat dan Eropa, dimana sekitar 75% dari mereka juga menyatakan hal yang sama tentang SOA.
Yang menarik adalah ternyata “demam” SOA juga telah melanda Indonesia. Beberapa perusahaan besar telah concern terhadap masalah pengembangan dan penerapan SOA ini di lingkungan internal mereka. Yang lebih menarik lagi adalah Pemerintah Indonesia juga tidak mau kalah. Hal ini setidaknya diwujudkan oleh 5 Kementerian, termasuk Depkominfo, yang mendukung proyek open source untuk mengembangkan solusi SOA yang dinamakan PASIR (Program Arsitektur Sistem Informasi dan Interope(R)abilitas). Setidaknya itulah sedikit informasi yang saya tahu dari media, karena saya memang kurang mengikuti perkembangan proyek PASIR ini.
Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita selanjutnya adalah apa sebenarnya yang ditawarkan oleh SOA sehingga menjadikannya sebagai “standar” baru dalam pembangunan solusi enterprise? Ada sejumlah faktor yang menyebabkan perusahaan-perusahaan melirik SOA. Faktor utama adalah jelas, penghematan biaya. Ketika kita dapat menggunakan kembali service-service yang telah dibuat untuk membangun suatu aplikasi baru, maka secara otomatis kita akan mampu menekan penggunaan waktu dan uang secara signifikan.
Jason Bloomberg, Senior Analyst di perusahan riset ZapThink mengatakan, Web services saat ini utamanya digunakan untuk “solving point-to-point integration problems.” Tapi harus diakui juga bahwa Web services tidak akan mampu mengatasi masalah integrasi untuk kasus yang lebih besar, seperti mengkonversi ratusan sistem menjadi sebuah arsitektur enterprise tunggal. Karena alasan ini pulalah mengapa SOA dibutuhkan. Memang masih ada beberapa faktor lagi, tapi dua hal tersebut di atas merupakan faktor kunci yang cukup dominan.
Penutup
Dari salah satu riset diketahui bahwa lebih dari 70% eksekutif perusahaanintegrasi, sementara itu lebih dari 60% mengatakan mereka mengadopsi SOA karena mereka meyakini bahwa SOA dapat meningkatkan fleksibilitas bisnis mereka. Hal tersebut memang sangat sesuai dengan “janji” SOA yaitu: mengatakan mereka membutuhkan SOA untuk memudahkan
  • Integrasi aplikasi dengan lebih simpel dan cepat, dan
  • Memudahkan penggunaan dan pemanfaatan sumber daya IT untuk men-support proses bisnis.
Jadi untuk menjawab pertanyaan seberapa pentingkah SOA untuk organisasi Anda, Anda perlu bertanya terlebih dahulu kepada diri sendiri apakah perusahaan Anda saat ini sudah membutuhkan “manfaat-manfaat” SOA di atas untuk menyelesaikan masalah yang ada saat ini?
Berbagai sistem yang dihubungkan dengan EAI sering berada pada kondisi :
  1. Memiliki berbagai SO (Sistem Operasi), dimana dengan sistem operasi yang berbeda-beda maka akan menghambat dan mempersulit proses integrasi sistem.
  2. Menggunakan berbagai bahasa komputer.
  3. Legacy system yang tidak disukung lagi oleh vendor yang membuat.
  4. Stove pipe system
Oleh karena itu jika beralih ke EAI maka juga akan membuat suatu pergerakkan bisnis yaitu :
  • Organisasi berkembang, kesatuan suatu sistem dari semua bagian dalam perusahaan akan membuat semua bagian dapat dengan cepat berkembang dibandingkan dengan suatu organisasi yang sistemnya tidak terintegrasi.
  • Meningkatkan efisiensi, efisiensi yaitu sesuatu yang berhubungan dengan biaya, jadi keefisienan akan membantu mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu dikeluarkan dengan adanya EAI.
  • Meningkatkan kepuasan pelanggan, tentu saja dengan sudahnya berkembangnya suatu organisasi, efisien, dan mungkin juga dengan pelayanan yang cepat maka pastilah akan mempengaruhi kepuasan pelanggan yang tentu saja akan membuat loyalitas dari pelanggan bagi perusahaan.
Jika sudah mengetahui tentang manfaat dan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari EAI, maka prosedur dalam EAI adalah sbb :
Integrasi aplikasi :
• Integrasi melalui antar muka aplikasi atau melalui method.
• Fokus : method level
• Memungkinkan integrasi melalui sharing bussines logic
• Method dishare dengan meletakannya pada sebuah server pusat (application server) atau dengan mengakses method antar aplikasi (distributed object).
API (Application Programming Interface)
• Mekanisme terdefinisi yang dibuat untuk berhubungan dengan sumber daya, seperti server aplikasi, middleware, atau basis data.
• Memungkinkan akses ke proses bisnis dan atau data.
Mengapa menggunakan API ??
1. Agar programmer lain tidak perlu membuatnya lagi.
2. Memungkinkan mekanisme berbagai data.
Contoh : jika SAP memerlukan data dari excel, SAP memberikan fungsi ini.
Aplikasi Paket : SAP, PeopleSoft, Oracle, Baan (sebagian besar memberikan interface, tapi ada yang tidak sama sekali)
Arsitektur aplikasi paket :
1. Centralized
2. Two tier
3. Three tier
Prosedural Middleware :
1. RPC (Remote Procedure Call)
• Memberikan mekanisme memanggil sebuah fungsi yang secara actual berada pada program lain yang berada pada mesin lain. Sifat : sinkron dan point to point
2. Message Broker
• Merupakan server yang menjadi broker anatara dua atau lebih aplikasi (sumber atau tujuan).
• Merupakan program aplikasi yang menggunakan standar interface dan protocol untuk berkomunikasi dengan aplikasi lain.
• Contoh : CORBA, DCOM, Java RMI